Rabu, 19 Desember 2012

5 Penyakit yang Bisa Membuat Gila

5 Penyakit yang Bisa Membuat Gila

        Ini bukan tentang penyakit orang gila yang sebenarnya karena gangguan saraf dan otak seperti skizofrenia. Tapi kegilaan ini bisa timbul dari penyakit yang sangat aneh dan tidak dapat disembuhkan ini hingga membuat penderitanya sangat tersiksa.
Seperti dikutip dar iFoxNews, orang-orang yang menderita penyakit ini terlihat aneh oleh lingkungan sekitarnya.

  1. Penyakit Addison
        Penyakit Addison termasuk dalam gangguan hormon. Penyakit ini terbilang gila karena dapat menyebabkan kematian akibat tekanan emosi yang muncul tiba-tiba. Penyakit ini belum bisa disembuhkan tapi dapat dikendaikan dengan obat-obatan.
Penyakit Addison disebut juga dengan Polyglandular Addisons.
Penyakit ini terjadi karena tubuh tidak mampu memproduksi adrenalin, hormon yang bertanggung jawab terhadap stres. Tanpa adrenalin, organ tubuh tidak bisa menanggapi stres yang membuat penderitanya jadi emosi labil dan depresi. Penyakit Addison dapat menyebabkan sifat lekas marah, emosi meledak-ledak dan depresi karena penderita kekurangan garam dan menderita kadar gula yang rendah.
Gejala yang muncul seperti kelelahan kronis, otot melemah, nafsu makan hilang, berat badan turun drastis, mual, muntah, diare, tekanan darah rendah yang menyebabkan sering pingsan dan beberapa area kulit berubah warna menjadi gelap. Jika terjadi pada anak-anak efeknya akan lebih parah dibandingkan pada orang dewasa. Pengobatan yang diberikan biasanya berupa steroid untuk mengendalikan penyakitnya.

  2. Distrofi Refleks Simpatis (RSD/Reflex Sympathetic Dystrophy)
        Penyakit ini termasuk dalam gangguan saraf. Orang yang menderita penyakit ini menjadi seperti gila karena rasa nyeri yang membakar tubuh seperti api. Penyembuhan penyakit ini sangat kompleks karena muncul secara spontan, obat-obatan yang diberikan hanya mengurangi gejalanya saja.
Penderita RSD seperti disiksa setiap bangun pagi karena rasa sakit yang membakar kaki, lengan dan penderita merasa seperti berada di api neraka. Setiap menyentuh sesuatu akan terasa panas dan bengkak serta muncul keringat yang berlebihan.
Penyakit ini diyakini sebagai reaksi berantai abnormal dari sistem saraf simpatik, yakni sistem tubuh yang mengatur aliran darah di kulit. Penyakit ini secara spontan bisa hilang dengan sendirinya tapi kalau sudah timbul luar biasa sakitnya. Banyak pasien menjalani perawatan intensif selama bertahun-tahun hanya untuk mengurangi rasa sakit.

  3. Trimethylaminuria (TMAU) atau Sindrom Bau Ikan
      Penyakit ini karena adanya gangguan metabolisme langka. Penyakit ini membuat orang menjadi gila karena menyebabkan penderitanya berbau amis seperti ikan. Meski sulit disembuhkan ada beberapa cara untuk mengurangi gejalanya.
Trimethylaminuria (TMAU) atau juga dikenal dengan sindrom bau ikan, merupakan gangguan metabolisme yang sangat langka, yang menyebabkan cacat dalam produksi normal enzim Flavin yang mengandung monooxygenase 3 (FMO3). Ketika FMO3 tidak bekerja dengan benar atau jumlah yang dihasilkan tidak cukup, maka tubuh kehilangan kemampuan untuk menghancurkan trimetilamina (TMA) dari senyawa prekursor dalam pencernaan makanan menjadi trimetilamin oksida (TMAO).
Inilah yang menyebabkan terjadinya TMAU, trimetilamina yang akhirnya menumpuk akan menghasilkan bau urine, keringat dan bau napas yang sangat kuat dan amis. Walaupun sering mandi, menggunakan deodoran, parfum dan cologne tidak cukup menghilangkan bau yang menempel di tubuh. Akibatnya, si penderita bisa menjadi terpuruk secara psikologis dan kehidupan sosialnya.
Tidak ada obat untuk penyembuhan TMAU. Pasien yang terkena penyakit ini hanya dapat mengurangi bau dengan membatasi makanan yang tidak memicu timbulnya TMA. Tapi ini cukup merepotkan karena hampir semua makanan sehari-hari seperti telur, kacang-kacangan, daging dan ikan berisi asam amino kolin yang merupakan molekul pembentuk TMA.

  4. Penyakit Morgellons
       Jenis penyakit ini adalah gangguan kulit. Penyakit Morgellons ini membuat penderitanya bisa menjadi gila karena selalu merasa gatal tanpa diketahui penyebabnya. Penyakit ini bahkan masih diperdebatkan apakah nyata atau hanya imajinasi penderitanya.
Penyebab penyakit ini tidak diketahui karena gatal-gatal yang dikeluhkan sulit dipahami. Pasien biasanya akan mengeluhkan rasa gatal dan ingin terus menerus menggaruk. Pasien yakin ada sesuatu di bawah kulitnya yang bisa menginfeksi seperti cacing parasit.
Hal inilah yang membuat seseorang menggaruk terus karena berusaha ingin mengeluarkan penyebab rasa gatalnya. Pasien akan mengatakan bahwa dirinya harus menggaruk terus menerus untuk mengeluarkan parasit tersebut dari dalam kulitnya.
Pasien seringkali menggambarkan sesuatu yang hidup di bawah kulitnya sebagai serat kecil. Jika dilihat dengan mikroskop diyakini berwarna putih, biru, merah atau hitam. Selain itu, ada juga yang meyakininya sebagai butiran seperti pasir yang berwarna hitam atau putih di dalam kulitnya.

  5. Harlequin ichthyosis
       Ini adalah penyakit kulit genetik. Biasanya muncul pada bayi yang baru lahir yang kulitnya mengeras dan bersisik berbentuk seperti berlian. Belum ada obat yang bisa menyembuhkan penyakit ini. Bayi dengan kondisi ini lahir dengan kulit keras, tebal dan kekeringan yang luar biasa di hampir semua kulit tubuhnya. Kondisi ini membuat bayi kesulitan mengendalikan kehilangan cairan, sulit mengatur suhu tubuh dan susah melawan infeksi.
Akibatnya banyak bayi seperti ini yang mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan dan terkena infeksi ketika lahir. Pasien seperti ini biasanya meninggal saat bayi. Hanya beberapa pasien saja yang mampu bertahan hidup hingga dewasa dan itu pun dengan perjuangan yang sangat sulit karena setiap waktu harus mengoleskan pelembab (lotion) ke tubuhnya.

Sabtu, 11 Agustus 2012


DIFERENSIASI

Daftar Isi
    Pengertian Diferansiasi
    Bentuk-Bentuk Diferensiasi Sosial
            a. Diferensiasi Ras
b. Diferensiasi Suku Bangsa (Etnis)
            c. Diferensiasi Klen (Clan)
d. Diferensiasi Agama
e. Diferensiasi Profesi (pekerjaan)
f. Diferensiasi Jenis Kelamin
g. Diferensiasai Asal Daerah
h. Diferensiasi Partai

Pengertian Deferensiasi

  • proses, cara, perbuatan membedakan; pembedaan; (nomina) sumber: kbbi3
  • perkembangan tunggal, kebanyakan dr sederhana ke rumit, dr homogen ke heterogen; (nomina) sumber: kbbi3
  • proses pembedaan hak dan kewajiban warga masyarakat berdasarkan perbedaan usia, jenis kelamin, dan pekerjaan (nomina)

Diferensiasi sosial ditandai dengan adanya perbedaan berdasarkan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Ciri Fisik
Diferensiasi ini terjadi karena perbedaan ciri-ciri tertentu.
Misalnya : warna kulit, bentuk mata, rambut, hidung, muka, dsb.
b. Ciri Sosial
Diferensiasi sosial ini muncul karena perbedaan pekerjaan yang menimbulkan cara pandang dan pola perilaku dalam masyarakat berbeda. Termasuk didalam kategori ini adalah perbedaan peranan, prestise dan kekuasaan.
Contohnya : pola perilaku seorang perawat akan berbeda dengan seorang karyawan kantor.
c. Ciri Budaya
Diferensiasi budaya berhubungan erat dengan pandangan hidup suatu masyarakat menyangkut nilai-nilai yang dianutnya, seperti religi atau kepercayaan, sistem kekeluargaan, keuletan dan ketangguhan (etos). Hasil dari nilai-nilai yang dianut suatu masyarakat dapat kita lihat dari bahasa, kesenian, arsitektur, pakaian adat, agama, dsb.


BENTUK-BENTUK DIFERENSIASI SOSIAL
a. Diferensiasi Ras
Ras adalah suatu kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri fisik bawan yang sama. Diferensiasi ras berarti pengelompokan masyarakat berdasarkan ciri-ciri fisiknya, bukan budayanya.
Secara garis besar, manusia dibagi ke dalam ras-ras sebagai berikut:
1. Ras Mongoloid (berkulit kuning dan cokelat).
2. Ras Negroid (bekulit hitam).
3. Ras Kaukasoid (berkulit putih).
Menurut Ralph Linton, manusia di dunia dibagi menjadi tiga kelompok ras besar, yakni ras Mongoloid, Kaukasoid, dan Negroid. Di luar ras pokok ini, terdapat ras khusus, seperti Austroloid, Veddoid, Polynesia, dan Ainu.

1). Ras Mongoloid memiliki ciri-ciri kulit warna kuning sampai sawo matang, rambut lurus, bulu badan sedikit, dan mata sipit (terutama Asia Mongoloid). Ras Mongoloid dibagi menjadi dua, yaitu Mongoloid Asia dan Indian. Mongoloid Asia terdiri dari subras Tionghoa (terdiri dari Jepang, Taiwan, dan Vietnam) dan subras Melayu. Subras Melayu terdiri dari Malaysia, Indonesia, dan Filipina. Mongoloid Indian terdiri dari orang-orang Indian di Amerika.

2). Ras Kaukasoid memiliki ciri fisik hidung mancung, kulit putih, rambut pirang sampai coldat kehitam-hitaman, dan kelopak mata huts. Ras ini terdiri dari lima subras, yaitu Nordic, Alpin, Mediteran, Armenoid, dan India.

3). Ras Negroid memiliki ciri fisik rambut keriting, kulit hitam, bibir tebal, dan kelopak mata lurus. Ras ini dibagi menjadi lima subras, yaitu Negrito, Nilitz, Negro Rimba, Negro Oseanis, dan Hotentot-Boysesman.

A.L. Kroeber membuat klasifikasi manusia berdasarkan ras sebagai berikut:
1. Ras Austroloid mencakup penduduk ash Australia (Aborigin)
2. Ras Mongoloid mencakup:
a. Asiatic Mongoloid (Asia Utara, Asia Tengah, dan Asia Timur),
b. Malayan Mongoloid (Asia Tenggara, Indonesia, Malaysia, Filipina, dan penduduk asli Taiwan),
c. American Mongoloid (penduduk asli Amerika).
3. Ras Kaukasoid mencakup:
a. Nordic (Eropa Utara, sekitar laut Baltik),
b. Alpine (Eropa Tengah dan Eropa Timur),
c. Mediteranian (sekitar laut Tengah, Afrika Utara, Armenia, Arab, dan Iran),
d. Indic (Pakistan, India, Bangladesh, dan Sri Lanka).
4. Ras Negroid mencakup:
a. African Negroid (Benua Afrika),
b. Negrito (Afrika Tengah, Semenanjung Malaya, yang dikenal dengan orang Semang, Filipina),
c. Melanesian (Irian, Melanesia).
B. Ras-ras khusus (tidak dapat diklasifikasikan dalam keempat ras pokok), yaitu:
a. Bushman (Gurun Kalahari-Afrika Selatan),
b. Veddoid (Pedalaman Sri Lanka, dan Sulawesi Selatan),
c. Polynesian (kepulauan Micronesia dan Polynesia),
d. Ainu (di pulau Karafuto dan Hokaido, Jepang).
Setiap ras memiliki karakteristik berbeda. Namun demikian, perbedaan fisik manusia sangatlah sedikit (dibandingkan dengan makhluk lain seperti hewan). Kebanyakan ilmuwan dewasa ini berpendapat bahwa semua ras termasuk dalam satu rumpun yang merupakan basil dari proses evolusi. Misalnya, perkembangan manusia purba, seperti Pithecantropus Erectus yang memiliki ciri fisik yang berbeda dari manusia sekarang.

Ciri-ciri fisik setiap ras berbeda karena beberapa faktor berikut:
1. Kondisi geografis dan iklim
Orang yang hidup di daerah dingin akan memiliki hidung yang bentuknya lebih panjang dan menonjol. Bentuk seperti ini akan sangat membantu mereka untuk memanaskan dan melembabkan udara sebelum masuk ke paru-paru. Sedangkan, orang yang hidup di daerah tropis cenderung memiliki hidung yang lebih lebar.
2. Faktor makanan
Perbedaan jenis makanan akan menimbulkan variasi-variasi sosok tubuh. Orang yang sosok tubuh besar cenderung dapat dijumpai pada daerah yang berhawa dingin, seperti pada daerah bumi belahan utara. Sebaliknya, orang-orang daerah tropis cenderung bertubuh kecil dan pendek.
3. Faktor perkawinan (Amalgamasi)
Pada saat ini sangatlah tidak mudah untuk menentukan bahwa ras yang sama memiliki ciri fisik yang sama. Hal ini disebabkan mobilitas masyarakat yang demikian besar. Hal tersebut memungkinkan terjadinya pembauran atau perkawinan campur (amalgamasi). Misalnya, ras Kaukasosid yang kawin dengan ras Negroid cenderung memiliki anak dengan warna kulit putih atau warna gelap.
Dalam masyarakat kita, hasil amalgamasi sering juga disebut dengan istilah indo. Di Amerika Selatan dan Tengah hasil amalgasi antara ras Kaukasoid dan suku American Mongoloid dikenal dengan sebutan Mestizo. Misalnya, orang India-Asia memiliki tipologi fisik ras Mongoloid, namun bentuk wajahnya ras Kaukasoid. Demikian juga orang Ainu yang mendiami Jepang bagian utara. Bentuk wajahnya Mongoloid namun kulit dan rambutnya khas ras Kaukasoid.
Pada saat ini amalgamasi banyak terjadi di masyarakat sehingga sulit untuk menemukan adanya suatu kelompok yang memiliki ras yang “asli”. Contohnya, penduduk Hawaii selain dihuni oleh penduduk asli, juga banyak dihuni oleh pendatang, baik orang Kaukasoid (kulit putih), orang Amerika, maupun orang Asia. Tidak jarang ras-ras ini sating berbaur (kawin) sehingga terjadi begitu banyak variasi ras. Amalgamasi bukan hanya terjadi antarras tetapi juga antaretnis. Hal ini juga terjadi di Indonesia. Di Indonesia terjadi perkawinan antaretnis, seperti orang Minang dengan orang Jawa.


b. Diferensiasi Suku Bangsa (Etnis)
Menurut Hassan Shadily MA, suku bangsa atau etnis adalah segolongan rakyat yang masih dianggap mempunyai hubungan biologis. Diferensiasi suku bangsa merupakan penggologan manusia berdasarkan ciri-ciri biologis yang sama, seperti ras. Namun suku bangsa memiliki ciri-ciri paling mendasar yang lain, yaitu adanya kesamaan ciri fisik, kesenian, bahasa, dan adat istiadat.
Keanekaragaman suku bangsa di Indonesia juga menyangkut keanekaragaman budayanya. Hal ini meliputi perbedaan adat istiadat, religi, bahasa, dan keseniannya. Namun, tidak ada perbedaan fisik yang begitu besar antara suku-suku bangsa di Indonesia. Hal ini dapat disebabkan oleh kesamaan ras, akibat proses amalgamasi (kawin campur), dan migrasi penduduk.
Meskipun suku-suku bangsa ini tinggal di tempat yang berjauhan dan memiliki banyak perbedaan, mereka memiliki dasar-dasar persamaan berikut.
1. Dasar kehidupan sosial yang sama berdasarkan asas kekerabatan (kekeluargaan).
2. Asas-asas yang sama dalam hak alas tanah (hak kepemilikan tanah).
3. Asas-asas persamaan dalam hukum adat.
4. Santa-sama memiliki suatu bentuk perserikatan dan bentuk hubungan yang tidak dibuat tetapi terjadi, yaitu lembaga adat¬istiadat penduduk asli.

c. Diferensiasi Klen (Clan)
Klen (Clan) sering juga disebut kerabat luas atau keluarga besar. Klen merupakan kesatuan keturunan (genealogis), kesatuan kepercayaan (religiomagis) dan kesatuan adat (tradisi). Klen adalah sistem sosial yang berdasarkan ikatan darah atau keturunan yang sama umumnya terjadi pada masyarakat unilateral baik melalui garis ayah (patrilineal) maupun garis ibu (matrilineal).
1).Klan atas dasar garis keturunan ibu (matrilineal), terdapat antara lain pada masyarakat Minangkabau. Klannya disebut suku yang merupakan gabungan dari kampuang-kampuang. Nama-nama klan di Minangkabau, misalnya, Chaniago, Piliang, Koto, Sikumbang, Melayu, Dalimo, Kampai, dan Solo. Masyarakat Ngada di Flores juga menganut sistem seperti ini.
2).Klan atas dasar garis keturunan ayah (patrilineal) antara lain terdapat pada masyarakat Batak dengan sebutan marga. Marga Batak Karo antara lain adalah Ginting, Sembiring, Tarigan, Parangin-angin, Singarimbun, Barus, dan Tambun. Batak Toba antara lain adalah Siregar, Simatupang, dan Nababan. Batak Mandailing antara lain adalah Nasution, Batubara, Harahap, Rangkuti, dan Daulay.
Pada masyarakat Minahasa klan disebut Farm seperti Mandagi, Lasut, Tombokan, Paat, Pangkerego, dan Supit. Pada masyarakat Ambon, klan juga disebut jam seperti Pattinasarani, Latuconsina, Latul, dan Manuhut. Pada masyarakat Flores, klan juga disebut fam, seperti Fernandez, Wangge, Pareira, Leimena, De Rosari, Da Costa, dan Kleden.
Marga atau nama keluarga ialah bagian nama yang merupakan pertanda dari keluarga dimana ia berasal. Sedangkan Fam adalah istilah dalam masyarakat Minahasa/ Manado yang mengacu kepada nama keluarga atau marga yang di pakai nama di belakang nama depan.

d. Diferensiasi Agama
Agama menurut KBBI adalah sistem atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan atau disebut dengan mana Dewa atau nama lainnya dengan ajaran kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut. Kata "Agama" berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti "Tradisi". Religi berasal dari bahasa latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti "mengikat kembali". Tujuan beragama karena ingin mengikatkan dirinya kepada Tuhan.
Menurut Durkheim agama adalah suatu sistem terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal-hal yang suci. Agama merupakan masalah yang essensial bagi kehidupan manusia karena menyangkut keyakinan seseorang yang dianggap benar. Keyakinan terhadap agama mengikat pemeluknya secara moral. Keyakinan itu membentuk golongan masyarakat moral (umat). Umat pemeluk suatu agama bisa dikenali dari cara berpakaian, cara berperilaku, cara beribadah, dan sebagainya. Jadi diferensiasi agama merupakan pengelompokan masyarakat berdasarkan agama atau kepercayaannya.

e. Diferensiasi Profesi (pekerjaan)
Profesi atau pekerjaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan manusia sebagai umber penghasilan atau mata pencahariannya. Deferensiasi profesi merupakan pengelompokan masyarakat didasarkan ada jenis pekerjaan atau profesinya biasanya berkaitan dengan keterampilan khusus. Misalnya guru memerlukan keterampilan khusus seperti pandai berbicara,suka membimbing, sabar, dsb. Berdasarkan perbedaan profesi kita mengenal kelompok masyarakat, berprofesi seperti guru, dokter, pedagang, buruh, pegawai negeri, tentara, dan sebagainya.
Perbedaan profesi biasanya juga akan berpengaruh pada perilaku sosialnya. Contohnya:perilaku seorang guru akan berbeda dengan seorang dokter ketika keduanya melaksanakan pekerjaannya.

f. Diferensiasi Jenis Kelamin
Jenis kelamin merupakan kategori dalam masyarakat yang didasarkan pada perbedaan seks atau jenis kelamin (perbedaan biologis). Perbedaan biologis ini dapat kita lihat dari struktur organ reproduksi, bentuk tubuh, suara, dan sebagainya. Atas dasar itu, terdapat kelompok masyarakat laki-laki atau pria dan kelompok perempuan atau wanita.
Perbedaan antara jenis kelamin dapat dilihat dari:
¤ laki-laki bersifat kompetitif dan keras kepala dibanding perempuan
¤ laki-laki lebih agresif dibanding perempuan tetapi dalam hubungan antar pribadi didapati tingkat agresifnya sama.
¤ laki-laki lebih mengedepankan akal dari pada emosi
¤ laki-laki lebih cendrung pada pemikiran abstrak dibanding perempuan
¤ laki-laki lebih kasar dibanding perempuan
¤ laki-laki lebih gemar bercakap dan cenderung mencela saat sedang bercakap dibandingperempuan
¤ laki-laki lebih cenderung menyindir dan menggunakan metafora dalam pembicaraan
¤ laki-laki memiliki keyakinan diri lebih besar dan menunjukkan kepemimpinan lebih baik        dibandingkan perempuan.

g. Diferensiasai Asal Daerah
Diferensiasi ini merupakan pengelompokan manusia berdasarkan asal daerah atau tempat tinggalnya, desa atau kota. Terbagi menjadi:
- masyarakat desa : kelompok orang yang tinggal di pedesaan atau berasal dari desa;
- masyarakat kota : kelompok orang yang tinggal di perkotaan atau berasal dari kota.
Perbedaan orang desa dengan orang kota dapat kita temukan dalam hal-hal
berikut ini :
- perilaku
- tutur kata
- cara berpakaian
- cara menghias rumah, dsb.

h. Diferensiasi Partai
Demi menampung aspirasi masyarakat untuk turut serta mengatur negara/ berkuasa, maka bermunculan banyak sekali partai. Diferensiasi partai adalah perbedaan masyarakat dalam kegiatannya mengatur kekuasaan negara, yang berupa kesatuan-kesatuan sosial, seazas, seideologi dan sealiran.